BannerFans.com
11.13.00 | Posted in
Rp 0,000001 perdetik
2008-03-24 21:15:23

Memperhatikan iklan operator belakangan ini sepertinya kita disuguhi sebuah kedermawanan ala operator selular. Wuih, kok kayaknya semua operator di Indonesia
pada baik hati semua, ya?


Memperhatikan iklan operator belakangan ini sepertinya kita disuguhi sebuah kedermawanan ala operator selular. Sejak XL meluncurkan tarif kartu Bebas Rp 1, kemudian Simpati menyambutnya dengan tarif promosi Rp 0,5. Lantas, Mentari nyelonong dengan iklan tarif Rp 0. Pertarungan terus berlanjut. XL Bebas membeset tarif dengan Rp 0,1 perdetik, disambut IM3 dengan tarif Rp0,01. Belum lagi Smart yang menawarkan telepon gratis. Atau 3 yang menawarkan SMS gratis. Sementara Esia sudah sejak lama membuat program ditelepon dapat duit. Wuih, kok kayaknya operator ini pada baik hati semua, ya?

Tapi, perhatikan baik-baik syarat yang menjadi ketentuan sebelum tarif promosi itu berlaku. Kalau telepon menggunakan XL Bebas, pada dua menit pertama kita dikenakan tarif Rp 25 perdetik. Lantas, pada dua menit selanjutnya baru tarifnya berlaku seperti yang tertera di baliho dan iklan mereka, Rp 0,1 perdetik. Jadi, jika Anda bertelepon selama 3 menit, tarifnya tentu nggak murah-murah amat, kan? Hal yang sama berlaku juga untuk pelanggan IM3. Tarif Rp 0,01 baru dihitung pada detik ke 90 saat menelepon. Sebelumnya dihitung tarif normal.

Pelanggan Simpati pun begitu. Hitungannya tidak ujug-ujug Rp 0,5 perdetik, tetapi melewati rangkaian pola-pola, sehingga bila dikalikan dengan rata-rata penggunaan telepon selama tiga menit, total yang dibayarkan konsumen ngak jauh-jauh beda dengan yang lainnya. Otak-atik formulai promosi tarif ini memang jadi mainan yang paling disukai operator belakangan ini. Seolah-olah berebut paling murah, padahal sih, sama saja...

Nah, jika terus diamati secara seksama, kita juga akan mengatahui bahwa gembar-gembor tarif murah ini hanya trik marketing saja untuk menarik pelanggan. Turun sedikit, mungkin iya. Tetapi bukan berarti tarif telepon turun drastis, seperti asumsi Rp 0,0000001 sedetik!

Sumber : Eko Kuntadhi ( http://www.mobile-indonesia.com)
Category:
��

Comments

0 responses to "Hari Gini Masih mau Dibodohi ?"